Jumat, 09 Agustus 2013

EKONOMI MAKRO DAN PENDAPATAN NASIONAL



PAPER
EKONOMI MAKRO DAN PENDAPATAN NASIONAL











Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Ekonomi Makro
 2012/2013
Disusun oleh :
Kelompok
Gita Santika W                          115040101111196
Galih Artoko                               115040101111076
Fitrih Yuliantika A.S                 115040101111170
Gilsha Thian Amanda                 115040101111086
Desire Nadira Azies                    115040107111010
 

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
201
3
A.     EKONOMI MAKRO
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
  • Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
  • Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
  • Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
Cakupan ekonomi makro merupakan suatu kesatuan dari perusahaan, rumah tangga, tingkat upah dan harga, dan pendapatan dalam skala makro. Tradisi teori ekonomi makro bersumber dari Keynes. Tradisi kajian ini timbul sebagai reaksi terhadap kegagalan tradisi ekonomi Adam Smith dalam menjelaskan timbulnya resesi, pengangguran, kemiskinan, dan masalah kegagalan proses pembangunan ekonomi. Dalam tradisi ini, kedudukan negara/pemerintah sebagai regulator perekonomian justru ditonjolkan. Masalah yang dianalisis dalam ekonomi makro adalah:
a.       Pengeluaran agregatif dalam perekonomian.
b.      usaha mencapai kesempatan kerja penuh tanpa inflasi
c.       Kebijaksanaan pemerintah dalam mengatasi pengangguran dan inflasi.

B.      PRODUK DOMESTIK BRUTO
Produk Domestik Bruto adalah disingkat (PDB) yaitu jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
Ada dua cara untuk melihat statistik ini. Salah satu cara untuk melihat GDP sebagai pendapatan total setiap orang dalam perekonomian. Cara lain untuk melihat PDB adalah sebagai total pengeluaran-mendatang pada output perekonomian barang dan jasa. Dari sudut pandang baik, itu jelas mengapa PDB adalah ukuran kinerja ekonomi. GDP mengukur sesuatu yang orang yang peduli-mereka pendapatan. Demikian pula, perekonomian dengan output besar barang dan pelayanan-pelayanan yang lebih baik dapat memenuhi permintaan rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah.
GDP Riil dan GDP Nominal
GDP nominal dihitung dengan mengalikan jumlah output dengan harga pasar output (atau GDP nominal = P x Q).
GDP riil menghitung GDP dengan mengalikan jumlah output dengan harga yang konstan, artinya tidak menggunakan harga pasar yang berlaku pada tahun tersebut. Harga konstan ini dapat ditentukan dengan menggunakan satu tahun dasar yang mana harganya dijadikan acuan.
GDP Deflator
GDP Deflator, disebut juga deflator harga implisit untuk GDP, adalah  rasio GDP nominal terhadap GDP riil. Deflator GDP mencerminkan apa yang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam  ekonomi. Dalam hal ini dapat diketahui dengan rumus :
Rounded Rectangle: GDP Deflator = (GDP Nominal)/(GDP Riil)

Definisi GDP deflator memungkinkan kita untuk memisahkan GDP nominal menjadi  dua bagian: bagian satu ukuran kuantitas (GDP riil) dan langkah-langkah lain harga (PDB Deflator). Artinya,


Rounded Rectangle: GDP Nominal = GDP Riil x GDP Deflator
 


Rounded Rectangle: GDP Riil = (GDP Nominal)/(GDP Deflator)

GDP Nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari output perekonomian. GDP riil mengukur output yang dinilai pada harga konstan. GDP Deflator mengukur harga output relatif terhadap harganya pada tahun dasar. Kita juga dapat menulis persamaan ini sebagai :


Komponen-komponen Pengeluaran
Para ekonom dan pembuat kebijakan tidak hanya peduli tentang output total perekonomian daribarang dan jasa, tetapi juga tentang alokasi output ini antara alternatif menggunakan. Perhitungan pendapatan nasional membagi PDB menjadi empat kategori besar pengeluaran:
■ Konsumsi (C)
■ Investasi (I)
■ Pemerintah pembelian (G)
■ Net ekspor (NX).
Dengan demikian, membiarkan Y berdiri untuk PDB, Y = C + I + G + NX.
Perhitungan GDP
Perhitungan Produk Domestik Bruto (GDP) dapat dilakukan menggunakan menggunakan 3
metode atau pendekatan:
1.      Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)
2.      Pendekatan pendapatan (income approach)
3.      Pendekatan nilai barang dan jasa akhir atau hasil produksi (product approach)
·         Pendekatan pengeluaran
Menurut metode pengeluaran, nilai GDP merupakan nilai total pengeluaran dalam
perekonomian selama periode tertentu. Ada 4 komponen pengeluaran dalam GDP:
1.      Konsumsi (C)
Konsumsi terdiri dari barang dan jasa yang dibeli rumah tangga, meliputi barang tidak tahan lama (habis dipakai dalam waktu pendek), barang tahan lama (memiliki usia panjang) dan jasa (pekerjaan yang dilakukan oleh individu maupun perusahaan dan ditujukan untuk konsumen).
2.      Investasi (I)
Investasi merupakan barang-barang yang dibeli untuk penggunaan masa depan, meliputi investasi tetap bisnis (pembelian pabrik dan peralatan baru oleh perusahaan), investasi tetap residensial (pembelian rumah baru oleh rumah tangga dan tuan tanah) dan investasi persediaan (peningkatan dalam persediaan barang perusahaan).
3.      Pembelian pemerintah (G)
Pembelian pemerintah adalah barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah pusat, negara bagian dan pemerintah daerah (tidak termasuk pembayaran transfer kepada
individu, seperti jaminan sosial dan kesejahteraan).
4.      Ekspor neto ( X - M )
Ekspor neto adalah nilai barang dan jasa yang diekspor ke negara lain dikurangi nilai barang dan jasa yang diimpor dari negara lain


Rounded Rectangle: GDP = C + I + G + (X-M)
 


·         Pendekatan Pendapatan
Metode pendapatan memandang nilai output sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Metode ini menjumlahkan semua penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi. Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji, untuk barang modal adalah pendapatan sewa, untuk pemilik uang atau aset finansial adalah pendapatan bunga. Adapun pengusaha mendapat balas jasa berupa laba.
Rounded Rectangle: GDP =  r + w + i + p
GDP = sewa + upah + bunga + laba





·         Pendekatan produksi atau nilai tambah
Menurut metode ini, GDP adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara perhitungannya adalah dengan membagi-bagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi (industrial origin).

Ukuran-Ukuran Pendapatan
Perhitungan pendapatan nasional meliputi langkah-langkah lain pendapatan yang berbeda sedikit dalam definisi dari PDB. Adalah penting untuk menyadari berbagai ukuran, karena para ekonom dan pers sering merujuk kepada mereka. Untuk melihat bagaimana ukuran-ukuran pendapatan alternatif berhubungan satu sama lain, kita mulai dengan GDP dan menambah atau mengurangi berbagai kuantitas.
Menurut Djohar (2011), Ada berbagai ukuran pendapatan nasional lainnya, yaitu:
1.      Produk Nasional Bruto (GNP)
2.      Produk Nasional Netto (NNP)
3.      Pendapatan Nasional ( National Income atau NI)
4.      Pendapatan perorangan atau per kapita ( Personal Income)
5.      Pendapatan perorangan disposabel (Disposable Personal Income)

1.    Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara
2.    Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
3.    Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
4.    Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
5.    Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.









Dengan rumusan sederhana, perhitungan GDP dapat diketahui seperti tabel di bawah ini.
Mengukur Biaya Hidup: Indeks Harga Konsumen
Indeks harga konsumen (consumer price index) adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga (household). IHK sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara dan juga sebagai pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya. Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat diartikan sebagai indeks harga dari biaya sekumpulan barang konsumsi yang masing-masing diberi bobot menurut proporsi belanja masyarakat untuk komoditi yang bersangkutan. IHK mengukur harga sekumpulan barang tertentu (sepertti bahan makanan pokok, sandang, perumahan, dan aneka barang dan jasa) yang dibeli konsumen.

a.      Harga Sekelompok Barang
Ukuran mengenai tingkat harga yang paling banyak digunakan adalah indeks harga konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI). Biro Statistik Tenaga Kerja, yang merupakan bagian dari U.S. Department of Labor, memiliki tugas menghitung CPI. Ini dimulai dengan mengumpulkan harga dari ribuan barang dan jasa. Sama seperti GDP mengubah jumlah banyak barang dan jasa ke satu nomor mengukur nilai produksi, CPI mengubah harga berbagai barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal mengukur tingkat harga. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) merupakan nilai dari akhir keseluruhan barang/jasa yang dihasilkan oleh semua unit ekonomi dalam suatu negara, termasuk  barang dan jasa yang dihasilkan warga negara lain yang tinggal di negara tersebut.
Di Indonesia badan yang bertugas untuk menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah Badan Pusat Statistik (BPS). Penghitungan IHK dimulai dengan mengumpulkan harga dari tibuan barang dan jasa. Jika PDB mengubah jumlah berbagai barang dan jasa menjadi sebuah angka tunggal yang mengukur nilai produksi, IHK mengubah berbagai harga barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur sseluruh tingkat harga.
Badan Pusat Statistik menimbang jenis-jenis produk berbeda dengan menghitung harga sekelompok barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen tertentu. IHK adalah harga sekelolmpok barang dan jasa relatif terhadap harga sekelompok barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.
IHK adalah indeks yang sering dipakai namun bukanlah satu-satunya indeks yang dipakai untuk mengukur laju inflasi. Masih ada indeks yang dapat digunakan yakni Indeks Harga Produsen (IHP), yang mengukur harga sekelompok barang yang dibeli perusahaan (produsen bukannya konsumen). Rumus untuk menghitung IHK yaitu:
Pn = Harga sekarang
Po = Harga pada tahun dasar
Contoh: Harga untuk jenis barang tertentu pada tahun 2005 Rp 10.000,00 per unit, sedangkan harga pada tahun dasar Rp 8.000,00 per unit maka indeks harga pada tahun 2005 dapat dihitung sebagai berikut.
Ini berarti pada tahun 2005 telah terjadi kenaikan IHK sebesar 25% dari harga dasar yaitu 125-100 (sebagai tahun dasar). Sedangkan untuk menghitung tingkat inflasi digunakan rumus sebagai berikut:
IHKn = Indeks Harga Konsumen periode ini
IHKo = Indeks Harga Konsumen periode lalu
Contoh: Kepala BPS Choiril Maksum mengemukakan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan Oktober 2005 mencatat inflasi 28,57%. Terjadi kenaikan indeks dari 127,91 pada September 2005 menjadi 164,45% pada bulan Oktober 2005. Dikatakan pada berita tersebut terjadi inflasi sebesar 28,57% dari bulan September 2005 sampai Oktober 2005. Bagaimana kita menghitung angka 28,57%?

b.      Indeks Harga Konsumen  dan Deflator Produk Domestik Bruto
Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, namun hanya dua yang paling sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi di suatu negara yaitu IHK dan deflator PDB.
PDB (Produk Domestik Bruto) atau GDP (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Deflator PDB atau GDP deflator adalah rasio antara PDB riil dengan PDB nominal, dikalikan 100. Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Deflator PDB adalah analog dari indeks harga konsumen (IHK) dan menunjukkan perubahan dalam tingkat harga semua barang milik PDB. Untuk perhitungan deflator, berbagai barang dan jasa yang terpilih, dan perhitungan ini meliputi tidak hanya harga barang-barang dan jasa, tetapi juga harga untuk barang-barang investasi, barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah maupun barang dan jasa yang diperdagangkan di pasar dunia.
Deflator adalah indeks harga agregat bertujuan untuk penghapusan dampak harga dan penentuan dinamika volume fisik indikator nilai gabungan:
1. PDB secara keseluruhan,
2. PDB menurut sektor ekonomi,
3. PDB dari daerah pengguna terakhir,
4. PDB dari total pendapatan negara dan sosial kelompok tertentu.
Deflator PDB dan IHK memberikan informasi yang agak berbeda tentang apa yang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam perekonomian. Ada tiga perbedaan utama antara dua ukuran, yaitu:
ü  Perbedaan pertama yaitu deflator PDB mengukur harga semua barang dan jasa yang dihasilkan, sedangkan IHK hanya mengukur harga barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen. Dengan demikian, kenaikan harga barang yang hanya dibeli oleh perusahaan atau pemerintah akan muncul dalam deflator PDB tetapi tidak dalam IHK.
ü  Perbedaan kedua yaitu deflator PDB hanya mencakup barang yang dihasilkan dalam negeri. Barang impor bukan bagian dari PDB dan tidak muncul dalam deflator PDB. Contoh: Kenaikan harga Toyota yang dibuat di Jepang dan dijual di negeri ini mempengaruhi IHK, karena Toyota dibeli oleh konsumen, tetapi tidak mempengaruhi deflator PDB.
Perbedaan ketiga yaitu harga dalam perekonomian. IHK diukur dari harga tetap pada barang yang berbeda, sedangkan deflator PDB tidak diukur pada barang yang tetap melainkan pada struktur saat produksi. Deflator PDB yang berbeda mencerminkan barang dan jasa selama bertahun-tahun, sehingga deflator tiap tahun berbeda dan tidak sama. Indeks harga konsumen (IHK) menunjukkan dinamika biaya perhitungan barang dan jasa yang sama. Itu sebabnya secara akurat mencerminkan biaya satu perhitungan dari waktu ke waktu..
Tingkat Pengangguran
Salah satu aspek dari kinerja ekonomi adalah seberapa baik ekonomi menggunakan sumber dayanya. Karena pekerja suatu perekonomian adalah sumber daya utamanya, pekerja tetap dipekerjakan adalah perhatian penting dari kebijakan ekonomi. Tingkat pengangguran statistik yang mengukur persentase dari orang-orang yang ingin bekerja yang tidak memiliki pekerjaan. Setiap bulan, Biro Statistik Tenaga Kerja AS menghitung.Tingkat pengangguran dan statistic lain yang ekonom dan pembuat kebijakan gunakan untuk memantau perkembangan di pasar tenaga kerja.
Tingkat pengangguran berasal dari survei terhadap sekitar 60.000 rumah tangga disebut Survei Penduduk Lancar. Berdasarkan tanggapan terhadap pertanyaan survei, setiap orang dewasa (usia 16 dan lebih tua) di rumah tangga masing-masing ditempatkan dalam salah satu dari tiga kategori:
Pekerjaan: Kategori ini mencakup mereka yang pada saat survei bekerja sebagai karyawan dibayar, bekerja dalam bisnis mereka sendiri, atau bekerja sebagai pekerja tidak dibayar dalam anggota keluarga bisnis. Ini juga mencakup mereka yang tidak bekerja tetapi yang memiliki pekerjaan dari mana mereka sementara absen karena, misalnya, liburan, sakit, atau cuaca buruk.
Menganggur: Kategori ini mencakup mereka yang tidak dipekerjakan, yang tersedia untuk bekerja, dan telah mencoba untuk mencari pekerjaan selama sebelumnya empat minggu. Hal ini juga termasuk mereka menunggu untuk dipanggil kembali ke pekerjaan dari yang mereka telah diberhentikan.
Tidak dalam angkatan kerja: Kategori ini mencakup mereka yang cocok tidak dari dua kategori pertama, seperti ibu rumah tangga penuh waktu, mahasiswa, atau pensiunan.
Para tenaga kerja didefinisikan sebagai jumlah orang yang bekerja dan menganggur, dan tingkat pengangguran didefinisikan sebagai persentase angkatan kerja yang menganggur. Artinya, Angkatan Kerja   = Jumlah Employed +   Jumlah Penganggur,
 
Sebuah statistik yang terkait adalah partisipasi angkatan kerja tingkat, persentase dari populasi orang dewasa yang ada di angkatan kerja:
            Ke depan, banyak ekonom percaya bahwa partisipasi angkatan kerja untuk baik pria maupun wanita secara bertahap dapat menurun selama beberapa dekade mendatang. Itu alasannya adalah demografi. Orang-orang saat ini hidup lebih lama dan memiliki anak lebih sedikit dibandingkan dengan rekan mereka di generasi sebelumnya. Akibatnya, orang tua yang mewakili meningkatnya pangsa penduduk. Karena orang tua lebih sering pensiunan dan lebih jarang anggota angkatan kerja, pangsa tua terbitnya populasi akan cenderung mengurangi tenaga kerja tingkat partisipasi angkatan perekonomian.
Pembentukan survei
Karena BLS yang melakukan dua survei tenaga kerja-kondisi pasar, menghasilkan dua ukuran dari total lapangan kerja. Dari survei rumah tangga, itu memperoleh perkiraan dari jumlah orang yang mengatakan mereka bekerja. Dari pembentukan survei, memperoleh perkiraan jumlah pekerja perusahaan terhadap gaji mereka.
          Tiga statistik yang dibahas dalam bab ini produk-domestik bruto, konsumen indeks harga, dan  pengangguran tingkat-mengukur kinerja ekonomi. Pengambil keputusan publik dan swasta menggunakan statistik untuk memantau perubahan ekonomi dan merumuskan kebijakan yang tepat. ekonom digunakan statistik ini untuk mengembangkan dan menguji teori tentang bagaimana perekonomian bekerja.















DAFTAR PUSTKA

Djohar. 2011. Pendapatan Nasional. Malang: Universitas Brawijaya
Hapsari. 2012. Mengukur Inflasi dengan Indeks Harga (online). http://hapsariwdyn.blogspot.com/2012/10/mengukurinflasi-dengan-indeks-harga-dan.html. Diakses 25 Februari 2013.
Mafia. 2011. Indikator Makro Ekonomi (online). http://www.mafiaforex.com/id/2011/04/indikator-makro-ekonomi-deflator-pdb/. Diakses 25 Februari 2013.
Mankiw, Gregory. 2009. Macroeconomics. New York : Madison Avenue
Raissa. 2012. Pendapatan Nasional. http://chachamaricha22.blogspot.com/2012/08/pendapatan-nasional.html?m=1. Diakses tanggal 23 Februari 2013
Syahyuti. 2011. Indeks Harga Konsumen (online). http://syahyutivariabel.blogspot.com/2011/03/indeks-harga-konsumen.html. Diakses 25 Februari 2013.

































Lampiran: Perhitungan Laju Percepatan Pertumbuhan Ekonomi

Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
2012
PDB (Triliun)
3950,9
4948,7
5606,2
6436,3
7427,1
3549,5

Tahun 2007 sebagai harga dasar
Indeks harga 100 (2007-2012)

·         Tahun 2008
PN – riil 2008              =  x 4948,7
Tingkat ekonomi         =  = 25,25%
·         Tahun 2009
PN riil                          = 5606,2
Tingkat ekonomi         =  = 13,28%
·         Tahun 2010
PN riil                          = 6436,3
Tingkat ekonomi         =  = 14,80%
·         Tahun 2011
PN riil                          = 7427,1
Tingkat ekonomi         =  = 15,40%
·         Tahun 2012
PN riil                          = 3549,5
Tingkat ekonomi         =  = -52,20%

Dari perhitungan di atas, dapat dilihat seperti tabel di bawah ini

Tahun
Kenaikan Prosentase
Kenaikan Tingkat Ekonomi (Triliun)
2007

3950.9
2008
25,25%
4948.5
2009
13,28%
5605.88
2010
14,80%
6435.92
2011
15,40%
7427.5
2012
-52,20%
3876.9













Dari tabel tersebut, diperoleh grafik sebagai berikut:




.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar