PAPER
EKONOMI MAKRO DAN PENDAPATAN NASIONAL
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Mata Kuliah Ekonomi
Makro
2012/2013
Disusun oleh :
Kelompok
Gita Santika W 115040101111196
Galih Artoko 115040101111076
Fitrih Yuliantika A.S 115040101111170
Gilsha Thian Amanda 115040101111086
Desire Nadira Azies 115040107111010
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
A.
EKONOMI MAKRO
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan).
Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja
dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi,
maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah
ekonomi utama sebagai berikut :
- Sejauh mana berbagai sumber daya telah
dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah
dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila
masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam
keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada
pada posisi kesempatan kerja penuh.
- Sejauh mana perekonomian dalam keadaan
stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang
cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya
terjadi deflasi.
- Sejauh mana perekonomian mengalami
pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan
yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi
pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik
yang lainnya cenderung memburuk.
Cakupan ekonomi makro merupakan
suatu kesatuan dari perusahaan, rumah tangga, tingkat upah dan harga, dan
pendapatan dalam skala makro. Tradisi teori ekonomi makro bersumber dari
Keynes. Tradisi kajian ini timbul sebagai reaksi terhadap kegagalan tradisi
ekonomi Adam Smith dalam menjelaskan timbulnya resesi, pengangguran,
kemiskinan, dan masalah kegagalan proses pembangunan ekonomi. Dalam tradisi
ini, kedudukan negara/pemerintah sebagai regulator perekonomian justru
ditonjolkan. Masalah yang dianalisis dalam ekonomi makro adalah:
a.
Pengeluaran
agregatif dalam perekonomian.
b.
usaha
mencapai kesempatan kerja penuh tanpa inflasi
c.
Kebijaksanaan
pemerintah dalam mengatasi pengangguran dan inflasi.
B.
PRODUK DOMESTIK BRUTO
Produk Domestik
Bruto adalah disingkat (PDB) yaitu jumlah nilai tambah yang dihasilkan
oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang
berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan
nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang
berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku
dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga
konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
Ada dua cara untuk melihat
statistik ini. Salah satu cara untuk melihat GDP sebagai pendapatan total
setiap orang dalam perekonomian. Cara lain untuk melihat PDB adalah sebagai
total pengeluaran-mendatang pada output perekonomian barang dan jasa. Dari
sudut pandang baik, itu jelas mengapa PDB adalah ukuran kinerja ekonomi. GDP
mengukur sesuatu yang orang yang peduli-mereka pendapatan. Demikian pula,
perekonomian dengan output besar barang dan pelayanan-pelayanan yang lebih baik
dapat memenuhi permintaan rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah.
GDP Riil dan GDP Nominal
GDP nominal
dihitung dengan mengalikan jumlah output dengan harga pasar output (atau GDP
nominal = P x Q).
GDP riil
menghitung GDP dengan mengalikan jumlah output dengan harga yang konstan,
artinya tidak menggunakan harga pasar yang berlaku pada tahun tersebut. Harga
konstan ini dapat ditentukan dengan menggunakan satu tahun dasar yang mana
harganya dijadikan acuan.
GDP Deflator
GDP Deflator,
disebut juga deflator harga implisit untuk GDP, adalah rasio GDP nominal terhadap GDP riil. Deflator GDP mencerminkan apa yang terjadi pada
seluruh tingkat harga dalam ekonomi. Dalam hal ini dapat
diketahui dengan rumus :
Definisi GDP
deflator memungkinkan kita untuk memisahkan GDP nominal menjadi dua bagian: bagian satu ukuran
kuantitas (GDP riil) dan langkah-langkah lain harga (PDB Deflator). Artinya,
GDP Nominal mengukur nilai uang yang
berlaku dari output perekonomian. GDP riil mengukur output yang dinilai pada
harga konstan. GDP Deflator mengukur harga output relatif terhadap harganya
pada tahun dasar. Kita juga dapat menulis persamaan ini sebagai :
Komponen-komponen Pengeluaran
Para ekonom dan pembuat kebijakan
tidak hanya peduli tentang output total perekonomian daribarang dan jasa,
tetapi juga tentang alokasi output ini antara alternatif menggunakan. Perhitungan
pendapatan nasional membagi PDB menjadi empat kategori besar pengeluaran:
■ Konsumsi (C)
■ Investasi (I)
■ Pemerintah
pembelian (G)
■ Net ekspor (NX).
Dengan demikian,
membiarkan Y berdiri untuk PDB, Y = C + I + G + NX.
Perhitungan GDP
Perhitungan
Produk Domestik Bruto (GDP) dapat dilakukan menggunakan menggunakan 3
metode atau
pendekatan:
1.
Pendekatan
pengeluaran (expenditure approach)
2.
Pendekatan
pendapatan (income approach)
3.
Pendekatan
nilai barang dan jasa akhir atau hasil produksi (product approach)
·
Pendekatan pengeluaran
Menurut metode
pengeluaran, nilai GDP merupakan nilai total pengeluaran dalam
perekonomian
selama periode tertentu. Ada 4 komponen pengeluaran dalam GDP:
1.
Konsumsi
(C)
Konsumsi terdiri
dari barang dan jasa yang dibeli rumah tangga, meliputi barang tidak tahan lama
(habis dipakai dalam waktu pendek), barang tahan lama (memiliki usia panjang)
dan jasa (pekerjaan yang dilakukan oleh individu maupun perusahaan dan
ditujukan untuk konsumen).
2.
Investasi
(I)
Investasi
merupakan barang-barang yang dibeli untuk penggunaan masa depan, meliputi
investasi tetap bisnis (pembelian pabrik dan peralatan baru oleh perusahaan),
investasi tetap residensial (pembelian rumah baru oleh rumah tangga dan tuan
tanah) dan investasi persediaan (peningkatan dalam persediaan barang
perusahaan).
3.
Pembelian
pemerintah (G)
Pembelian
pemerintah adalah barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah pusat, negara
bagian dan pemerintah daerah (tidak termasuk pembayaran transfer kepada
individu,
seperti jaminan sosial dan kesejahteraan).
4.
Ekspor
neto ( X - M )
Ekspor neto
adalah nilai barang dan jasa yang diekspor ke negara lain dikurangi nilai
barang dan jasa yang diimpor dari negara lain
·
Pendekatan Pendapatan
Metode
pendapatan memandang nilai output sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi
yang digunakan dalam proses produksi. Metode ini menjumlahkan semua penerimaan
yang diterima oleh pemilik faktor produksi. Balas jasa untuk tenaga kerja adalah
upah atau gaji, untuk barang modal adalah pendapatan sewa, untuk pemilik uang
atau aset finansial adalah pendapatan bunga. Adapun pengusaha mendapat balas
jasa berupa laba.
·
Pendekatan produksi atau nilai tambah
Menurut
metode ini, GDP adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu
perekonomian. Cara perhitungannya adalah dengan membagi-bagi perekonomian
menjadi beberapa sektor produksi (industrial origin).
Ukuran-Ukuran Pendapatan
Perhitungan pendapatan nasional meliputi langkah-langkah lain pendapatan yang berbeda sedikit dalam definisi dari PDB. Adalah penting untuk menyadari berbagai ukuran, karena para ekonom dan pers sering merujuk kepada mereka. Untuk melihat bagaimana ukuran-ukuran pendapatan alternatif berhubungan satu sama lain, kita mulai dengan GDP
dan menambah atau mengurangi berbagai kuantitas.
Menurut Djohar
(2011), Ada berbagai ukuran pendapatan nasional lainnya, yaitu:
1.
Produk
Nasional Bruto (GNP)
2.
Produk
Nasional Netto (NNP)
3.
Pendapatan
Nasional ( National Income atau NI)
4.
Pendapatan
perorangan atau per kapita ( Personal Income)
5.
Pendapatan
perorangan disposabel (Disposable Personal Income)
1. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk
domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah
suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk
juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing
yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang
dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya,
karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Pendapatan
nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara
2. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk
Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional)
selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
3. Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan
Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat
sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang
pajak tidak langsung.
Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak
penjualan, pajak hadiah, dll.
4. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan
perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima
oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran
transfer (transfer payment). Transfer payment adalah
penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini,
melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh
pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas
pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah
pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan
(pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak
dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa
tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun
(iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan
maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi
bekerja).
5. Pendapatan yang siap dibelanjakan
(DI)
Pendapatan
yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap
untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini
diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung.
Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib
pajak, contohnya pajak pendapatan.
Dengan
rumusan sederhana, perhitungan GDP dapat diketahui seperti tabel di bawah ini.
Mengukur Biaya
Hidup: Indeks Harga Konsumen
Indeks harga konsumen (consumer price index) adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh rumah tangga (household). IHK sering digunakan untuk
mengukur tingkat inflasi suatu negara dan juga sebagai pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang
pensiun, dan kontrak lainnya. Indeks Harga Konsumen
(IHK) dapat diartikan sebagai indeks harga dari biaya sekumpulan barang
konsumsi yang masing-masing diberi bobot menurut proporsi belanja masyarakat
untuk komoditi yang bersangkutan. IHK mengukur harga sekumpulan barang tertentu
(sepertti bahan makanan pokok, sandang, perumahan, dan aneka barang dan jasa)
yang dibeli konsumen.
a. Harga
Sekelompok Barang
Ukuran mengenai tingkat harga
yang paling banyak digunakan adalah indeks harga konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI). Biro Statistik
Tenaga Kerja, yang merupakan bagian dari U.S. Department of Labor, memiliki
tugas menghitung CPI. Ini
dimulai dengan mengumpulkan harga
dari ribuan barang dan jasa.
Sama seperti GDP mengubah
jumlah banyak barang dan jasa ke satu nomor
mengukur nilai produksi, CPI mengubah harga
berbagai barang dan jasa menjadi
sebuah indeks tunggal mengukur
tingkat harga. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) merupakan nilai dari akhir keseluruhan barang/jasa
yang dihasilkan oleh semua unit ekonomi dalam suatu negara, termasuk
barang dan jasa yang dihasilkan warga negara lain yang tinggal di negara tersebut.
Di Indonesia badan yang bertugas
untuk menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah Badan Pusat Statistik
(BPS). Penghitungan IHK dimulai dengan mengumpulkan harga dari tibuan barang
dan jasa. Jika PDB mengubah jumlah berbagai barang dan jasa menjadi sebuah
angka tunggal yang mengukur nilai produksi, IHK mengubah berbagai harga barang
dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur sseluruh tingkat harga.
Badan Pusat Statistik menimbang
jenis-jenis produk berbeda dengan menghitung harga sekelompok barang dan jasa
yang dibeli oleh konsumen tertentu. IHK adalah harga sekelolmpok barang dan
jasa relatif terhadap harga sekelompok barang dan jasa yang sama pada tahun
dasar.
IHK adalah indeks yang sering
dipakai namun bukanlah satu-satunya indeks yang dipakai untuk mengukur laju
inflasi. Masih ada indeks yang dapat digunakan yakni Indeks Harga
Produsen (IHP), yang mengukur harga sekelompok barang yang dibeli perusahaan
(produsen bukannya konsumen). Rumus
untuk menghitung IHK yaitu:
Pn =
Harga sekarang
Po =
Harga pada tahun dasar
Contoh: Harga untuk jenis barang
tertentu pada tahun 2005 Rp 10.000,00 per unit, sedangkan harga pada
tahun dasar Rp 8.000,00
per unit maka indeks harga pada tahun 2005 dapat dihitung sebagai berikut.
Ini berarti pada tahun 2005 telah
terjadi kenaikan IHK sebesar 25% dari harga dasar yaitu 125-100 (sebagai tahun
dasar). Sedangkan untuk menghitung tingkat inflasi digunakan rumus sebagai
berikut:
IHKn =
Indeks Harga Konsumen periode ini
IHKo =
Indeks Harga Konsumen periode lalu
Contoh: Kepala BPS Choiril Maksum
mengemukakan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan Oktober
2005 mencatat inflasi 28,57%.
Terjadi kenaikan indeks dari 127,91 pada September 2005 menjadi 164,45% pada
bulan Oktober 2005. Dikatakan pada berita tersebut terjadi inflasi sebesar
28,57% dari bulan September 2005 sampai Oktober 2005. Bagaimana kita menghitung
angka 28,57%?
b. Indeks
Harga Konsumen dan Deflator
Produk Domestik Bruto
Ada banyak cara untuk mengukur
tingkat inflasi, namun hanya dua
yang paling sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi di suatu negara yaitu IHK dan deflator PDB.
PDB (Produk Domestik Bruto) atau GDP (Gross Domestic Product) merupakan
jumlah produk berupa barang dan jasa
yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara
(domestik) selama satu tahun. Deflator
PDB atau GDP deflator adalah rasio antara PDB riil
dengan PDB nominal,
dikalikan 100. Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua
barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Deflator PDB adalah analog dari
indeks harga konsumen (IHK) dan menunjukkan perubahan dalam tingkat harga semua
barang milik PDB. Untuk perhitungan deflator, berbagai barang dan jasa yang
terpilih, dan perhitungan ini meliputi tidak hanya harga barang-barang dan
jasa, tetapi juga harga untuk barang-barang investasi, barang dan jasa yang
dibeli oleh pemerintah maupun barang dan jasa yang diperdagangkan di pasar
dunia.
Deflator adalah indeks harga agregat bertujuan untuk
penghapusan dampak harga dan penentuan dinamika volume fisik indikator nilai
gabungan:
1. PDB secara keseluruhan,
2. PDB menurut sektor ekonomi,
3. PDB dari daerah pengguna
terakhir,
4. PDB dari total pendapatan negara
dan sosial kelompok tertentu.
Deflator PDB dan IHK memberikan informasi yang agak berbeda tentang apa yang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam perekonomian. Ada tiga perbedaan utama antara dua ukuran, yaitu:
ü
Perbedaan pertama yaitu deflator PDB
mengukur harga semua barang dan jasa yang
dihasilkan, sedangkan IHK hanya mengukur harga barang dan jasa yang dibeli
oleh konsumen. Dengan demikian, kenaikan harga barang yang hanya dibeli oleh perusahaan atau pemerintah akan muncul dalam deflator PDB tetapi tidak dalam IHK.
ü
Perbedaan kedua yaitu deflator PDB
hanya mencakup barang yang dihasilkan dalam negeri. Barang impor bukan bagian dari PDB dan tidak muncul dalam deflator PDB. Contoh: Kenaikan harga Toyota yang dibuat di Jepang dan dijual di negeri ini mempengaruhi IHK, karena Toyota dibeli oleh konsumen, tetapi tidak mempengaruhi deflator PDB.
Perbedaan ketiga yaitu harga dalam
perekonomian. IHK diukur dari harga tetap
pada barang yang berbeda, sedangkan deflator PDB tidak
diukur pada barang yang tetap melainkan pada struktur saat produksi. Deflator PDB
yang berbeda mencerminkan barang dan jasa selama bertahun-tahun, sehingga
deflator tiap tahun berbeda dan tidak sama. Indeks harga konsumen (IHK)
menunjukkan dinamika biaya perhitungan barang dan jasa yang sama. Itu sebabnya
secara akurat mencerminkan biaya satu perhitungan dari waktu ke waktu..
Tingkat Pengangguran
Salah
satu aspek dari
kinerja ekonomi adalah seberapa baik
ekonomi menggunakan sumber dayanya. Karena pekerja
suatu perekonomian adalah sumber daya
utamanya, pekerja tetap dipekerjakan adalah
perhatian penting dari kebijakan ekonomi. Tingkat
pengangguran statistik yang mengukur persentase dari orang-orang yang ingin bekerja yang tidak memiliki pekerjaan.
Setiap bulan, Biro Statistik Tenaga Kerja AS menghitung.Tingkat pengangguran dan statistic lain yang ekonom dan
pembuat kebijakan gunakan untuk memantau perkembangan di pasar
tenaga kerja.
Tingkat
pengangguran
berasal dari survei terhadap sekitar 60.000 rumah tangga disebut Survei Penduduk Lancar. Berdasarkan tanggapan
terhadap pertanyaan survei,
setiap orang dewasa (usia 16 dan lebih tua) di rumah tangga masing-masing ditempatkan dalam salah satu dari tiga
kategori:
■ Pekerjaan: Kategori ini mencakup mereka yang pada
saat survei bekerja sebagai
karyawan dibayar, bekerja dalam bisnis mereka
sendiri, atau bekerja sebagai
pekerja tidak dibayar dalam anggota keluarga bisnis. Ini juga mencakup mereka yang tidak bekerja tetapi yang memiliki pekerjaan dari mana mereka
sementara absen karena,
misalnya, liburan, sakit, atau cuaca
buruk.
■ Menganggur: Kategori ini mencakup mereka yang tidak dipekerjakan,
yang tersedia untuk bekerja, dan telah mencoba untuk
mencari pekerjaan selama sebelumnya
empat minggu. Hal ini juga termasuk mereka menunggu untuk dipanggil kembali ke pekerjaan dari yang mereka telah diberhentikan.
■ Tidak dalam angkatan kerja: Kategori ini mencakup mereka yang cocok tidak dari dua
kategori pertama, seperti ibu rumah tangga penuh waktu, mahasiswa, atau pensiunan.
Para tenaga kerja didefinisikan sebagai jumlah orang yang bekerja dan menganggur, dan
tingkat pengangguran didefinisikan
sebagai persentase angkatan kerja yang menganggur.
Artinya, Angkatan Kerja = Jumlah Employed + Jumlah Penganggur,
Sebuah statistik yang terkait adalah partisipasi
angkatan kerja tingkat, persentase
dari populasi orang dewasa yang
ada di angkatan kerja:
Ke depan, banyak ekonom percaya bahwa partisipasi angkatan kerja untuk baik pria maupun wanita secara bertahap dapat menurun
selama beberapa dekade mendatang. Itu alasannya adalah demografi.
Orang-orang saat ini hidup lebih lama dan memiliki anak lebih
sedikit dibandingkan dengan rekan mereka di generasi sebelumnya. Akibatnya, orang tua yang
mewakili meningkatnya pangsa penduduk. Karena orang
tua lebih sering pensiunan
dan lebih jarang anggota
angkatan kerja, pangsa tua terbitnya populasi
akan cenderung mengurangi tenaga kerja tingkat partisipasi angkatan
perekonomian.
Pembentukan survei
Karena BLS yang
melakukan dua survei tenaga kerja-kondisi pasar, menghasilkan dua ukuran dari
total lapangan kerja. Dari survei rumah tangga, itu memperoleh perkiraan dari
jumlah orang yang mengatakan mereka bekerja. Dari pembentukan survei,
memperoleh perkiraan jumlah pekerja perusahaan terhadap gaji mereka.
Tiga statistik yang dibahas dalam bab ini produk-domestik bruto, konsumen indeks harga, dan pengangguran tingkat-mengukur kinerja ekonomi.
Pengambil keputusan publik dan swasta menggunakan statistik untuk memantau perubahan ekonomi dan merumuskan kebijakan
yang tepat. ekonom digunakan statistik
ini untuk mengembangkan dan menguji
teori tentang bagaimana perekonomian
bekerja.
DAFTAR PUSTKA
Djohar.
2011. Pendapatan Nasional. Malang: Universitas Brawijaya
Hapsari. 2012. Mengukur
Inflasi dengan Indeks Harga (online). http://hapsariwdyn.blogspot.com/2012/10/mengukurinflasi-dengan-indeks-harga-dan.html.
Diakses 25 Februari 2013.
Mafia. 2011. Indikator
Makro Ekonomi (online). http://www.mafiaforex.com/id/2011/04/indikator-makro-ekonomi-deflator-pdb/.
Diakses 25 Februari 2013.
Mankiw, Gregory. 2009. Macroeconomics.
New York : Madison Avenue
Raissa. 2012. Pendapatan Nasional. http://chachamaricha22.blogspot.com/2012/08/pendapatan-nasional.html?m=1.
Diakses tanggal 23 Februari 2013
Syahyuti. 2011. Indeks
Harga Konsumen (online). http://syahyutivariabel.blogspot.com/2011/03/indeks-harga-konsumen.html.
Diakses 25 Februari 2013.
Lampiran: Perhitungan Laju Percepatan Pertumbuhan
Ekonomi
Tahun
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
PDB (Triliun)
|
3950,9
|
4948,7
|
5606,2
|
6436,3
|
7427,1
|
3549,5
|
Tahun 2007 sebagai harga dasar
Indeks harga 100 (2007-2012)
·
Tahun 2008
PN – riil 2008 =
x 4948,7
Tingkat ekonomi =
= 25,25%
·
Tahun 2009
PN riil =
5606,2
Tingkat ekonomi =
= 13,28%
·
Tahun 2010
PN riil =
6436,3
Tingkat ekonomi =
= 14,80%
·
Tahun 2011
PN riil =
7427,1
Tingkat ekonomi =
= 15,40%
·
Tahun 2012
PN riil =
3549,5
Tingkat ekonomi =
= -52,20%
Dari perhitungan di atas, dapat dilihat seperti tabel
di bawah ini
Tahun
|
Kenaikan
Prosentase
|
Kenaikan
Tingkat Ekonomi (Triliun)
|
2007
|
|
3950.9
|
2008
|
25,25%
|
4948.5
|
2009
|
13,28%
|
5605.88
|
2010
|
14,80%
|
6435.92
|
2011
|
15,40%
|
7427.5
|
2012
|
-52,20%
|
3876.9
|
Dari tabel tersebut, diperoleh grafik sebagai berikut:
.