PAPER
ETIKA
PROFESI
“ETIKA
BIOTEKNOLOGI”
Disusun Oleh:
Fitrih
Yuliantika Ari Sandy
115040101111170
Kelas I
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
1.
Lakukan pencarian satu fakta produk
pertanian yang beredar di Indonesia yang di produksi menggunakan bioteknologi. Lebih
lanjut diskripsikan proses bioteknologinya dan proses produksi dalam memenuhi
kebutuhan pangan / obat-obatan, serta bagaimana masyarakat mengkonsumsinya!
Jawab
:
a. Produk Bioteknologi dalam Pertanian
Salah satu contoh produk bioteknologi dalam pertanian yaitu
Jagung Bt. Jagung Bt merupakan tanaman
transgenik yang mempunyai ketahanan terhadap hama, di mana sifat ketahanan
tersebut diperoleh dari bakteri Bacillus
thuringiensis.
b. Proses Bioteknologi Jagung Bt
Tersedianya bioaktif dari
kristal protein yang dikode oleh gen Bt, memungkinkan modifikasi genetik
tanaman jagung yang disisipi dengan gen Bt untuk menghasilkan jagung transgenik
Bt (Bt corn). Bt protein yang dihasilkan oleh gen Bt dapat meracuni hama yang
menyerang tanaman jagung. Setelah dimakan oleh corn borer, Bt protein dipecah
oleh suatu enzim pemecah dalam pencernaan yang bersifat alkalin dari larva
serangga dan menghasilkan protein pendek yang mengikat dinding pencernaan.
Pengikatan dapat menyebabkan kerusakan membran sel sehingga larva berhenti
beraktivitas. Gen Bt disolasi dari bakteri tanah Bacillus thuringiensis yang telah digunakan petani di negara maju
sebagai pestisida hayati sejak puluhan tahun yang lalu. Bacillus thuringiensis menghasilkan protein Kristal Bt atau
Crystal protein (Cry) yang merupakan protein endotoksin yang bersifat racun
bagi serangga (insektisidal). Namun, protein endotoksin yang dihasilkan oleh Bacillus thuringiensis tidak melakukan pengikatan pada
permukaan pencernaan sel mamalia, karena itu hewan ternak dan manusia tidak
tahan terhadap protein tersebut. Terdapat delapan kelompok gen Bt berdasarkan
sifat virulensinya, tetapi yang sudah banyak ditransformasikan ke dalam tanaman
jagung adalah yang menghasilkan jenis Bt endotoksin dari gen Cry1Ab. Protein
Cry dari gen ini hanya menghasilkan satu jenis yang mengikat pada lokasi
spesifik dari serangga target.
c. Cara Pembuatan
Jagung Transgenik
Teknologi rekayasa genetik
merupakan teknologi transfer gen dari satu spesies ke spesies lain, di mana gen
interes berupa suatu fragmen DNA (donor gen) ditransformasikan ke dalam sel
atau tanaman inang (akspetor gen) untuk menghasilkan tanaman transgenik yang
mempunyai sifat baru. Terdapat dua metode dalam pemanfaatan teknologi transfer
gen, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
1) Metode transfer gen secara langsung yang digunakan dalam pembuatan jagung
transgenik yaitu:
a)
Elektroforasi
(electroporation)
Metode ini menggunakan protoplas sebagai
inang. Dengan bantuan polyetilen glikol (PEG), DNA interes terpresipitasi
dengan mudah dan kontak dengan protoplas. Setelah dilakukan elektroforasi
dengan voltase yang tinggi permeabilitas protoplas menjadi lebih tinggi,
sehingga DNA melakukan penetrasi ke dalam protoplas. Metode elektroforasi telah
diaplikasikan pada protoplas jagung dan berhasil mendapatkan tanaman jagung transgenik
tetapi tidak fertil.
b)
Penembakan
partikel (particle bombardment)
Yaitu teknologi yang menggunakan metode
penembakan partikel atau gen gun. DNA yang melapisi partikel ditembakkan secara
langsung ke dalam sel atau jaringan tanaman. Partikel yang mengandung DNA
tersebut menembus dinding sel dan membran, kemudian DNA berdifusi dan menyebar
di dalam sel secara independen. Metode transformasi dengan penembakan partikel pertama
kali diaplikasikan pada jagung oleh Gordon-Kamm dan berhasil mendapatkan jagung
transgenik yang fertil.
c)
Karbid
silikon (silicon carbide)
Yaitu teknologi transfer gen di mana
suspensi sel tanaman inang dicampur dengan serat karbid silikon yang mengandung
DNA plasmid dari gen interes, kemudian dimasukkan ke dalam tabung mikro dan
dilakukan pemutaran dengan vortex. Serat silikon karbida berfungsi sebagai
jarum injeksi mikro untuk memudahkan perpindahan DNA ke dalam sel tanaman.
Metode ini telah digunakan dan menghasilkan tanaman jagung transgenik yang
fertil.
2) Metode transfer gen secara tidak langsung yaitu
transfer gen yang dilakukan melalui bantuan bakteri Agrobacterium (tidak
langsung ditransfer ke sel atau tanaman). Gen yang berupa fragmen DNA disisipkan
pada plasmid Ti (tumor inducing) dari bakteri Agrobacterium. Melalui bekteri
tersebut Ti yang mengandung fragmen DNA diinfeksi ke dalam inti sel dan
berintegrasi dalam genom tanaman. Metode ini menghasilkan jagung transgenik
yang fertil dan efisien.
ü Ishida et al. (1996) telah berhasil
mendapatkan tanaman jagung transgenik yang fertil. Tanaman jagung yang
digunakan sebagai eksplan adalah genotipe A188 dan hasil persilangan A188
dengan genotipe lainnya. Dengan tingkat frekuensi yang tinggi, yaitu antara 5%
dan 30%, hampir semua tanaman jagung transgenik yang didapatkan mempunyai
morfologi yang normal dan lebih dari 70% merupakan tanaman fertil. Setelah
dilakukan analisis secara molekuler dan genetik, turunan dari tanaman jagung
transgenik mempunyai stabilitas dalam integrasi dan ekspresi. Copy number dari
gen tertransfer yang terintegrasi adalah satu dan dua kopi, hanya sedikit yang
mengalami rearrangement. Lima jenis A. tumefaciens yang telah dikarakterisasi
dengan latar belakang kromosom yang berbeda dan kandungan plasmid Ti-nya dapat
digunakan karena membawa vektor dengan konstruksi kimerik sistem biner yang
diatur oleh promoter CaMV35S. Kelima strain tersebut adalah C58c1, Agt121,
EHA101, EHA105, HA105 and LBA4404. Protokol yang dapat dilakukan untuk pengulangan
transformasi jagung melalui A. tumefaciens adalah menggunakan super vektor
biner, di mana A. tumefaciens dapat membawa ekstra kopi bagi virB, virC, dan
virG untuk menginfeksi embrio muda, baik dari inbred line maupun hybdrid line. Penggunaan vektor biner
yang standar juga dapat menghasilkan transformasi yang stabil, walaupun
mempunyai frekuensi transformasi yang rendah.
ü Frame et al. (2002) telah berhasil
mendapatkan metode transformasi jagung yang stabil dengan frekuensi
transformasi yang tinggi, yaitu 5,5%, di mana untuk meningkatkan efisiensi
tersebut digunakan penambahan L-Cys pada medium kokultivasi. Keberhasilan
metode transformasi melalui A. tumefaciens memberikan peluang bagi perbaikan
genetik tanaman jagung dengan efisiensi yang tinggi. Efisiensi transformasi
yang tinggi diperlukan untuk dapat menghasilkan tanaman transgenik yang
mempunyai ekpresi yang kuat dari sifat gen yang diinginkan.
d. Perkembangan Penelitian Jagung Transgenik di Indonesia
Sampai saat ini belum banyak dilaporkan perkembangan jagung
transgenic di Indonesia. Namun, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen) telah melakukan penelitian terhadap
jagung Bt yang tahan terhadap hama. Sejak 2006, BB Biogen
melakukan penelitian transformasi gen transporter nitrit (CsNitr-L) yang
bertujuan meningkatkan efisiensi penggunaan N. Pemakaian pupuk N pada jagung
selama ini mengalami banyak kehilangan akibat adanya nitrifikasi,
denitrifikasi, penguapan, dan pencucian. Pada dasarnya pupuk N yang diserap
tanaman hanya sekitar 50%, sehingga terjadi inefisiensi. Jika gen CsNitr1-L
diintroduksikan pada tanaman jagung, diharapkan akan meningkatkan efisiensi
pemupukan N dan adanya tambahan hara N pada jagung akan meningkatkan hasil.
Mekanisme efisiensi N adalah berdasarkan alur biokimia dari asimilasi N-nitrat,
di mana sumber nitrat yang sedikit diserap oleh tanaman jagung nontransgenik
akan dapat dengan mudah digunakan oleh tanaman transgenik yang mengandung gen
CsNitr1-L. Sumber nitrat yang berlebihan bagi tanaman jagung dapat menyebabkan
keracunan karena dalam asimilasinya menghasilkan senyawa nitrit yang beracun.
Hal ini mengakibatkan kapasitas penyerapan nitrat oleh tanaman jagung menjadi
rendah untuk melakukan keseimbangan alamiah guna menghindari keracunan nitrit
dalam sel plastid. Gen CsNitr1-L mampu memindahkan dengan cepat nitrit dari
plastid menuju sel kloroplas untuk diubah menjadi sumber N amonium yang
tersedia bagi pembentukan asam amino. Dengan semakin banyaknya nitrit yang
ditranspor ke kloroplas, maka pembentukan asam amino sebagai bahan utama
pembentukan protein akan semakin banyak dan tanaman tumbuh lebih produktif.
Perakitan tanaman transgenik dengan gen CsNitr1-L telah dilakukan pada padi dan
menghasilkan tanaman transgenik yang lebih sehat secara morfologis dibandingkan
dengan tanaman padi nontransgenik. Mengacu pada pemenuhan kebutuhan jagung
dalam negeri yang masih impor, peluang pengembangan jagung transgenik masih
terbuka luas. Dalam kaitan ini, beberapa kendala yang mencakup sumber daya
manusia, biaya, dan peralatan serta koordinasi dan kerja sama antarlembaga
terkait perlu mendapatkan perhatian untuk dicarikan jalan keluarnya.
2.
Tetapkan sepuluh hal yang sebaiknya
dilakukan dan sepuluh hal yang sebaiknya tidak dilakukan dalam memproduksi dan
memasarkan, serta mengkonsumsi produk tersebut!
Jawab
:
a.
Sepuluh hal yang sebaiknya dilakukan dalam memproduksi
Jagung Bt:
·
Memperhatikan pengaruhnya terhadap
keanekaragaman hayati.
·
Memperhatikan pengaruhnya terhadap musuh
alami.
·
Memperhatikan pengaruhnya terhadap organisme
tanah dan dekomposer.
·
Memperhatikan pengaruhnya terhadap organisme non-target.
·
Memperhatikan pengaruhnya terhadap ekosistem.
·
Memperhatikan pengaruhnya terhadap kesehatan
manusia.
·
Melakukan berbagai pengujian potensi alergi
dan toksisitas untuk menjamin Jagung Bt aman dikonsumsi.
·
Memberikan informasi kepada masyarakat
sebelum mengonsumsi Jagung Bt.
·
Melakukan program sosialisasi dan
komersialisasi produk Jagung Bt secara berkelanjutan.
·
Memperhatikan efektivitas dan keamanannya.
b.
Sepuluh hal yang sebaiknya tidak dilakukan
dalam memproduksi Jagung Bt:
§ Mengabaikan
kelestarian lingkungan.
§ Tidak
memperhatikan resiko terhadap ekosistem.
§ Tidak
memperhatikan konsekuensinya terhadap musuh alami.
§ Tidak
memperhatikan akibat jangka panjang dari Bt-toksin yang dapat membunuh serangga
tanah.
§ Tidak
meletakkan serbuk sari Jagung Bt pada daun milkweed
karena dapat menyebabkan kematian larva kup-kupu raja.
§ Petani
tidak boleh hanya menanam Jagung Bt secara berkelanjutan.
§ Tidak
memberikan kebebasan pada petani untuk memilih tanaman transgenik atau tanaman
alami yang akan dibudidayakan.
§ Tidak menanam
Jagung Bt secara terus-menerus karena akan menyebabkan munculnya hama baru yang
resisten terhadap racun.
§ Tidak
boleh melakukan penyelundupan benih jagung transgenik.
§ Tidak
memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan manusia.
3.
Dari kriteria etika yang anda tetapkan,
apakah produk pertanian tersebut melanggar etika yang anda tetapkan, beri
penjelasan pelanggaran tersebut dan bagaimana sebaiknya dikemudian hari
seharusnya dilakukan!
Jawab
:
Dari segi etika, pihak yang kontra
dengan tanaman transgenik menganggap bahwa rekayasa atau manipulasi genetik
tanaman merupakan tindakan yang tidak menghormati penciptaan Tuhan. Perubahan
sifat tanaman dengan penambahan gen asing juga dianggap sebagai tindakan
bermain sebagai Tuhan karena mengubah makhluk yang telah diciptakanNya. Pihak
yang mendukung tanaman transgenik menganggap bahwa transfer gen dari suatu
makhluk hidup ke makhluk lainnya merupakan hal yang alamiah dan biasa terjadi
di alam sejak pertama kali berlangsungnya kehidupan.
Menurut pendapat saya, Jagung Bt tidak melanggar etika yang ada selama
dalam memproduksi Jagung Bt tersebut memperhatikan keadaan ekosistem dan
pengaruhnya terhadap keanekaragaman hayati.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Sofyan. 2010. Bioteknologi (online). http://sofyanarifin.wordpress.com/. Diakses 1 Desember 2013.